Malioboro. Nama yang sudah tidak asing lagi, baik bagi pengunjung maupun warga asli di Yogyakarta. Sebuah tempat yang menjadi ciri khas kota Yogyakarta. Sehingga, terbentuklah slogan ‘jika belum ke Malioboro, maka belum ke Yogyakarta’. Malioboro adalah nama jalan di Yogyakarta yang terbentang sepanjang 2,5 km mulai dari titik nol kota Yogyakarta, hingga Tugu Pal Putih. Terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro, dan Jalan Jend. A. Yan. Jalan ini termasuk dalam garis imajiner Kraton Yogyakarta. Sejajar lurus dari utara, yaitu Gunung Merapi, Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan Pantai Parangtritis.
Disini kita dapat melihat berbagai macam objek wisata. Sekitar titik nol, terdapat monumen batik, monumen Serangan Umum 1 Maret, Museum Benteng Vredeburg, dan Istana Negara atau yang lebih dikenal dengan nama Gedung Agung. Terdapat pula berbagai karya seniman yang dipajang pada tempat pejalan kaki, sehingga melengkapi indahnya jalan Maliboro. Ke utara terdapat pasar Beringharjo, lalu Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu komplek Kepatihan Danurejan. Apabila pengunjung datang pada saat hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka Kraton Yogyakarta menyelenggarakan Grebeg Maulid. Kraton Yogyakarta memberian gunungan kepada pemerintahan resmi yang berdiri di Yogyakarta yaitu Kantor Gubernur. Gunungan ini diberikan di komplek Kepatihan Danurejan, kemudian didoakan di halaman Masjid Sulthoni Kepatihan. Setelah didoakan, maka akan diperebutkan oleh masyarakat.
Di sepanjang jalan Malioboro juga terdapat berbagai macam kegiatan yang menjadi daya tarik wisatawan. Pada waktu siang hari, terdapat deretan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam barang yang menyimbolkan kota Yogyakarta. Seperti pakaian batik, asesoris, kerajinan tangan, tas-tas etnik, sandal, barang antik, dan lain sebagainya. Selain pedagang kaki lima, di kawasan jalan Malioboro juga terdapat toko maupun mall. Pada malam hari, jalan Malioboro akan menyajikan warung-warung lesehan yang menjajakan makanan khas Yogyakarta. Tempat ini sangat cocok dijadikan tempat berkumpul atau tempat nongkrong bagi kaum remaja. Bertepatan di titik nol, anda dapat melihat berbagai kostum dari karakter-karakter terkenal. Diantaranya adalah Iron Man, Bumblebee, Jin, hantu Valak pada film The Conjuring, dan lain-lain. Juga terdapat burung hantu, ular, dan musang yang dapat kita ajak berfoto dengan membayar cukup lima ribu rupiah saja.
Sering berjalannya waktu, jalan Malioboro mengalami berbagai perubahan. Sebagai daerah yang menjadi ikon kota Yogyakarta, pemerintah melakukan berbagai macam renovasi terhadap jalan Malioboro. Pada tahun 2015, pemerintah mengadakan proyek pembuatan Tempat parkir Portabel Taman Abu Bakar Ali (TKP ABA). Tempat parkir portabel ini dibangun sebagai salah langkah awal dalam proses penataan kawasan jalan Maliboro. Pemerintah berharap tempat parkir ini dapat menampung seluruh kendaraan roda dua yang sebelumnya menempati daerah pejalan kaki sisi timur jalan Malioboro. TKP ABA ini terdiri dari tiga lantai dengan daya tampung 2600 kendaraan roda dua dan 25 hingga 30 bus. Selain Tempat Parkir Portabel Taman Abu Bakar Ali, dilaksanakan pula proyek pembangunan atau revitalisasi trotoar sisi timur jalan Malioboro dari ujung utara Tugu Pal Putih hingga Titik Nol Kota Yogyakarta. Sehingga pejalan kaki menjadi lebih nyaman saat mengunjungi jalan Malioboro. Bangku-bangku baru dan segala macam jenis tanaman mulai menghasi ruang pejalan kaki yang sudah tidak lagi terganggu oleh parkirnya kendaraan roda dua.
Dengan didirikannya Tempat Parkir Portabel, dan revitalisasi ruang pejalan kaki tentunya memberikan dampak bagi masyarakat dan pengunjung jalan Malioboro. Pejalan kaki tentunya mendapatkan fasilitas yang sangat nyaman ketika berkunjung. Mereka tidak lagi terganggu dengan kendaraan yang parkir sembarangan, dan dapat menikmati suguhan pedagang kaki lima. Kursi yang diletakkan pada ruang ini pun kini menjadi objek bagi kaum remaja sebagai latar mengambil gambar. Pedagang kaki lima mendapatkan tempat yang leluasa untuk konsumennya, tidak lagi sempit. Penjualan mereka bertambah seiring dengan ruang yang menjadi nyaman pula. Namun dibalik segala ketertarikan tersebut, ternyata ada pula yang tidak begitu merasakan dampak yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi di jalan Malioboro. Sempat saya berbicang dengan seorang penjual rokok keliling, beliau bernama bapak Wage. Beliau sudah berjualan rokok selama 27 tahun sejak 1990. Membeli stok rokok di Pasar Beringharjo ketika pagi hari, dan berjualan pada waktu siang hingga tengah malam. Berpenghasilan tiga puluh hingga lima puluh ribu rupiah perhari. Beliau menjadi saksi akan segala perubahan yang terjadi di jalan Malioboro. Menanggapi tempat parkir portabel dan revitalisasi jalan Maliboro, beliau merasa tidak mendapatkan dampak yang signifikan teradap penjualan rokoknya. Beliau mengaku bahwa perbedaan antara sebelum dan sesudah diadakan proyek pemerintah ini, tidaklah jauh berbeda. Kesenangan pengunjung menikmati fasilitas yang baru ini dilihat oleh bapak Wage.
Akan tetapi, beliau mengeluhkan tentang kurangnya tempat untuk berteduh ketika hujan turun. Beliau merasa kesulitan ketika mencari tempat untuk berteduh. Semenjak bapak Wage berjualan, tempat untuk berteduh menjadi masalah yang belum diselesaikan oleh pemerintah. Karena hujan, barang dagangannya yang berupa rokok tersebut sering kali kehujanan sehingga tidak dapat dijual kepada pengunjung. Kurangnya tempat untuk berteduh menjadi masalah bagi bapak Wage, pengunjung, serta pedagang kaki lima yang bertempat di jalan Malioboro. Revitalisasi memberikan atap disekitar bangku-bangku yang baru saja selesai. Tetapi atap tersebut kecil dan tidak dapat melindungi pengunjung dari derasnya hujan yang melanda jalan Malioboro.
Maka fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada jalan Malioboro sudah cukup baik. Melihat bagaimana respon pengunjung terhadap proyek yang diadakan oleh pemerintah. Melihat bahwa jalan Malioboro merupakan ikon kota Yogyakarta, maka masalah kecil seperti tempat berteduh bagi pejalan kaki seharusnya sudah dapat diatasi oleh pemerintah. Dengan memperhatikan hal-hal kecil tersebut, maka tentunya jalan Maliboro akan menjadi destinasi wisata yang lebih menyenangkan. Bagi pengunjung serta pedagang kaki lima yang menempati jalan Malioboro.
Rekreasi Audio Visual
Kinetoskop. Sebuah kamera gambar hidup pertama yang menampilkan gambar bergerak. Alat temuan Thomas Alfa Edison ini memperkenalkan pendekatan awal yang menjadi standar untuk seluruh proyeksi bioskop sebelum munculnya video. Pemutaran film di bioskop untuk pertama kalinya dilakukan pada awal abad 20. Sejak saat itu, dunia perfilman dunia mulai berkembang. Yang berawal dari warna hitam-putih layar bioskop, hingga kini telah dapat disaksikan dimana saja dengan digital movie yang lebih praktis. Dari kemudahan yang ditawarkan untuk menyaksikan sebuah film ini menjadi alasan sebuah film kian digemari. Menjadikan popularitas film meningkat dan film menjadi semakin dekat dengan kehidupan masyarakat modern.
Khususnya di Indonesia, kegiatan menyaksikan sebuah film di bioskop merupakan hal yang digemari oleh khalayak. Mulai dari film dalam negeri, maupun luar negeri. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tidak sedikit yang mengikuti perkembangan industri perfilman ini. Akan tetapi, sebuah bioskop kini tidak hanya menjadi tempat untuk menyaksikan sebuah film saja. Fungsi dari bioskop mengalami pergeseran, yang awalnya merupakan sebuah tempat untuk mengapresiasi film menjadi tempat untuk rekreasi bersama keluarga, sarana hiburan bagi anak-anak, dan tempat berkumpul atau hang-out bersama teman-teman bagi kalangan remaja.
Bioskop sudah tersebar di berbagai kota. Hampir tidak kota besar yang tidak memiliki bioskop. Yogyakarta sebagai kota pendidikan memiliki enam buah bioskop yang tersebar di berbagai tempat. Terdiri dari Empire XXI, Ambarukkmo XXI, Jogja City XXI, Cinemaxx, serta CGV Cinemas di Jwalk Mall dan Hartono Mall. Berbagai industri presentasi film ini memberikan fasilitas dan penawaran dengan harga yang beragam. Tentunya untuk menarik pelanggan agar datang dan menyaksikan film di tempat mereka. Dalam survey kali ini saya fokus pada bagaimana penonton menyaksikan sebuah film di bioskop CGV Cinemas yang terletak di Hartono Mall. Khususnya film LIFE yang ditayangkan pada tanggal 29 Maret 2017 dengan rating IMDb 7/10 dan 68% pada Rotten Tomatoes.
Film LIFE yang dirilis pada tahun 2017 bercerita tentang sebuah proyek luar angkasa yang tengah jadi perbincangan hangat di seluruh dunia. Proyek tersebut tidak lain adalah upaya pencarian planet baru yang bisa digunakan untuk hidup manusia selain bumi. Meski proyek tersebut terkesan mustahil untuk dilakukan, namun tidak dengan sekelompok orang yang terdiri dari 6 orang yang kini tergabung dalam proyek tersebut. Mereka meyakini bahwa di luar sana masih terdapat sebuah planet yang layak untuk dijadikan hunian baru umat manusia.
Pada awalnya proyek tersebut memang dipandang sebelah mata karena tak kunjung mendapatkan hasil. Namun baru-baru ini kru yang tergabung dalam pencarian tersebut menyatakan telah berhasil menemukan planet yang cukup layak untuk hidup manusia. Dan planet tersebut adalah Mars.
Film LIFE disutradarai oleh Daniel Espinosa sementara naskah film ditulis oleh Rhett Rheese dan Paul Wernick. Film LIFE merupakan sebuah film bergenre sci-fi thriller yang dijadwalkan akan tayang pada tahun 2017. Adapun rumah produksi yang mengarap film LIFE (2017) diantaranya Columbia Pictures, Skydance Productions dan Sony Pictures Entertainment.
Pada kesempatan ini saya menyempatkan diri untuk mewawancarai seorang penonton film LIFE. Mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Pembangunan ‘Veteran’ Yogyakarta itu bernama Farida Arum Widayah. Mahasiswi asli Yogyakarta itu menyaksikan film LIFE bersama teman-teman kuliahnya. Mereka memilih CGV Cinemas di Hartono Mall karena pada saat itu sedang diadakan promo yaitu buy 3 free 1 ticket. Bertepatan dengan waktu dimana kegiatan kuliah mereka sedang senggang, promo ini tentunya sangat cocok bagi mereka sebagai mahasiswa dari segi waktu maupun ekonomi. Bioskop ini juga terletak dengan kampus mereka sehingga menjadi tempat pertama untuk menyaksikan film.
Dalam transaksi tiketnya, Farida menggunakan fasilitas CGV Cinemas yaitu kartu member atau disebut dengan CGV Member. CGV Member adalah pelanggan CGV Cinemas yang telah menjadi member baik menggunakan kartu member maupun Kartu Elektronik (E-Card Member) untuk mendapat keuntungan dan kemudahan bertransaksi di CGV blitz Cinema dengan menggunakan segala Metode Pembayaran. Dia beranggapan bahwa menjadi member, memberikan berbagai keuntungan berupa diskon. Ternyata ketika dia menyaksikan film LIFE itu merupakan waktu habis periode dari member yang dimilikinya.
Mahasiswi Teknik Lingkungan ini mengetahui film LIFE melalui berbagai post sosial media Instagram. Serta trailer yang disiarkan melalui televisi. Dia mencari tahu lebih lanjut film tersebut melalui YouTube serta review dan sinopsisnya di internet. Farida menyaksikan film ini karena rasa penasaran yang dia rasakan, dan karena dia menyukai film dengan genre science fiction. Setelah menyaksikan filmnya, dia menyukainya. Ketika membaca review film tersebut, dia membaca bahwa film tersebut tidak tertebak alur ceritanya. Setelah menyaksikan, dia sangat menyetujui review tersebut. Secara keseluruhan film ini tergolong bagus. Dalam wawancara ini, Farida juga memberikan harapannya sebagai mahasiswi kepada bioskop di Indonesia. Dia berharap agar bioskop di Indonesia semakin berkualitas dan tidaka hanya sekedar menjadi tempat hiburan, tetapi juga mampu mewadahi masyarakat Indonesia untuk lebih mengapresiasi dunia perfilman.
Dengan dilakukannya wawancara tersebut kini saya mengerti bagaimana pendapat orang lain tentang keberadaan sebuah bioskop. Dalam khasus ini, bioskop sebagai tempat rekreasi dalam hiruk pikuk kegiatan kuliah yang dihadapi. Penawaran yang diberikan oleh pihak bioskop juga menarik pelanggan dengan status mahasiswa. Diskon dan promosinya tentu sangat bermanfaat bagi dunia perekonomian kaum mahasiswa. Semoga dengan berbagai kebijakan bioskop ini minat khalayak khususnya di Indonesia kepada dunia perfilman meningkat, dan meningkatkan pendapatan perekonomian negara.
Radio dan Pendengarnya
Radio, salah satu media yang mempresentasikan kontennya menggunakan audio, tanpa visual. Menemani pendengarnya, terutama ketika kita dalam perjalanan. Banyak hal yang dapat kita dengarkan melalui media ini. Ada konten-konten yang kita suka, dan ada yang kurang kita sukai. Sesuai dengan teori Uses and Gratification (Littlejohn, 2008:301) audience aktif memilih media mana yang sesuai dan berorientasi pada tujuan, audience bertanggung jawab untuk memilih media guna memenuhui kebutuhan mereka. Maka dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kita sebagai pendengar, memiliki sebuah filter yang kita gunakan untuk memilih konten mana yang hendak kita dengarkan, dan konten mana yang kita abaikan. Kemudian apa saja faktor yang membuat radio menjadi media pilihan kita untuk mendapatkan informasi atau hiburan? Dan bagaimana perkembangan pendengar radio di Indonesia?
Dalam perkembangannya, radio memiliki persaingan yang cukup ketat dengan televisi. Televisi menawarkan keuntungan dan atensi dari audience yang lebih besar dari pada radio. Kemudian audience dan advertiser mengikuti progam populer yang ada pada televisi. Stasiun radio pun mencari cara untuk menarik lebih banyak local audience. Mengembangkan konten-konten lokal, seperti rekaman musik, berita, dan talkshow. Todd Storz mungkin merupakan penggagas pertama dari Contemporary Hit Radio (CHR) atau lebih dikenal dengan Top 40 pada tahun 1949. Top 40 merupakan format radio yang paling dominan digunakan dari tahun 1950 hingga 1970 (Straubhaar et al., 2011:158).
Nielsen Radio Audience Measurement (RAM) melakukan survey terhadap lebih dari 8.400 responden berusia 10 tahun keatas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin). Waktu mendengarkan radio per minggu, bertumbuh dari tahun ke tahun. Jika di tahun 2014 pendengar radio hanya menghabiskan waktu mendengarkan radio 16 jam per minggunya, hasil ini meningkat terus di tahun 2015 (16 jam 14 menit per minggu) dan tahun 2016 (16 jam 18 menit). (Lubis, 2016).
Survey tersebut juga menunjukkan bahwa saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal yaitu mobile phone. Media Radio lebih menyasar pendengar lokal dan bersaing sangat ketat dengan internet. Di beberapa kota, seperti Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, Makassar dan Palembang penggunaan radio melampaui internet. Radio masih dianggap sebagai media berbasis komunitas, sehingga pesan komunikasi yang disampaikan disesuaikan dengan pendengar yang lebih spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan penduduk di kota-kota tertentu.
Radio tidak lagi didengarkan melalui radio tape saja, tetapi ini perilaku pendengar telah berubah menjadi mengedepankan teknologi dan fleksibelitas dalam mendengarkan radio. Radio kini berangkat menjadi media yang lebih personal bagi masing-masing konsumen. Tiga kota terbesar dari konsumen yang mendengarkan radio dari perangkat mobile mereka berada di kota Makassar (69%), Medan (44%) dan Jakarta (38%).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Naiza Rosalia pada jurnalnya yang berjudul Faktor-faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi Pendengar Radio di Kota Semarang (2012) menyimpulkan bawa terdapat 4 faktor yang merupakan daya tarik stasiun radio bagi pendengar radio di Semarang, yaitu:
- Faktor Program Siaran, terdiri dari kualitas pemancar, musik, program games.
- Faktor Materi Siaran, terdiri dari penyiar, posisi Brand, Berita, dan Facebook.
- Faktor Audio environment terdiri dari efek suara dan feature.
- Faktor Brand Activation terdiri dari Radio streaming, off air dan endorser.
Faktor program siaran meliputi kualitas pemancar, musik, serta program games. Kualitas pemancar merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan. Dengan kualitas pemancar yang baik, pendengar dapat mendengarkan konten siaran dengan jelas dan nyaman. Musik atau lagu yang diputarkan juga hendaknya merupakan lagu yang disukai oleh pendengar. Pembuatan playlist harian juga perlu mempertimbangkan musik-musik apa saja yang muncul di TV karena pemirsanya yang sangat mungkin juga merupakan target audience pendengar radio. Kemudian ada juga games, permainan yang dilakukan oleh penyiar dimana di dalam games tersebut timbul sebuah interaksi dan hadiah yang diberikan.
Dalam faktor kedua ini, ada penyiar. Penyiar merupakan salah satu elemen yang membutuhkan materi siaran berupa program, informasi iklan, informasi lagu ataupun promosi stasiun radio tersebut, hal ini yang membuat penyiar radio adalah materi siaran itu sendiri. Posisi brand lebih menitik beratkan pada usia brand tersebut. Contohnya, jika radio tersebut masih baru maka penyiar akan mempromosikan radionya agar mendapatkan pendengar. Namun jika radio tersebut baru maka penyiar lebih mengarah ke menjaga agar brand radionya terus diingat oleh pendengar. Berita dan facebook juga dapat dijadikan materi siaran, berita yang diucapkan adalah materi siar begitu juga dengan komentar, pesan, ataupun interaksi yang ada di facebook.
Selanjutnya ada faktor audio environment terdiri dari efek suara dan feature. Keberadaan efek suara dan feature ini akan memperindah on air. Efek suara digunakan untuk melengkapi drama atau games atau ketika penyiar bercerita tentang sesuatu. Efek suara ini akan membantu pendengar mengvisualisasikan apa yang sedang disiarkan. Feature berisi informasi yang telah direkam terlebih dahulu. Radio hendaknya memiliki variasi efek suara dan feature yang beragam agar tidak membosankan. Contohnya efek suara tepuk tangan, radio diharapkan memiliki lebih dari satu macam efek suara agar tidak monoton.
Faktor terakhir ialah brand activation. Radio streaming menyiarkan on air yang dilakukan melalui web. Memudahkan pendengarnya sehingga tidak perlu membawa perangkat radio, namun juga bisa melalui internet. Selain itu, kegiatan off air juga termasuk bagian dari brand activation. Kegiatan off air juga menjadi daya tarik karena pendengar dapat bertemu langsung dengan brand radio yang selama ini mereka dengarkan. Kegiatan ini juga dapat menjadi sebuah event agar pendengar dapat lebih mengenal brand radionya, kegiatan apa yang diselenggarakan, dan mengenal siapa yang bekerja di radio tersebut. Kemudian ada endorser. Pihak radio dapat menghubungi orang yang sedang memiliki banyak fans untuk mempromosikan brandnya. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi pendengar karena merasa idolanya yang meminta dia untuk mendengarkan radio tersebut.
Maka berdasarkan penelitian tersebut, yang dapat dilakukan oleh praktisi radio agar tetap diminati oleh pendengarnya adalah:
- Memiliki pemancar berkualitas bagus dan melakukan pengecekan kualitas secara berkala.
- Teliti pada lagu yang diputarkan, memperbanyak program request dan lebih sering berinteraksi dengan bentuk games yang variatif dan hadiah yang menarik
- Penyiar meng-update dirinya sendiri agar dapat melakukan hal-hal baru sehingga tetap terdengar fresh dan tidak basi.
- Program director dan divisi produksi terus mengeksplorasi efek suara yang diperlukan untuk kepentingan siaran radio, dan kreatif membuat feature yang sesuai dengan target pendengarnya.
- Hendaknya setiap stasiun radio memiliki link untuk radio streaming dan mempromosikannya.
- Endorser. Tim program perlu mencari orang-orang yang memang banyak disukai oleh pendengar ataupun target pendengar untuk ikut serta mempromosikan siaran radio maupun program tertentu, bisa melalui telepon ataupun testimoni yang disiarkan. Bahkan testimoni tersebut dapat dijadikan bahan promosi di surat kabar untuk menarik calon pendengar baru.’
Daftar Pustaka
Littlejohn, Stephen W, Karen A.Foss. 2008. Human Communication 9th edition. USA: Thomson Wadsworth.
Lubis, Mila. Radio Masih Memiliki Tempat di Hati Pendengarnya. 8 November 2017. http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2016/RADIO-MASIH-MEMILIKI-TEMPAT-DI-HATI-PENDENGARNYA.html
Rosalia, Naiza. 2012. Faktor-faktor Penting Daya Tarik Stasiun Radio Bagi Pendengar Radio di Kota Semarang. Interaksi Vol. 1 No. 1.
Straubhaar, J., LaRose, R. & Davenport R., 2011. Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth
Screen Recording menggunakan OBS
Apa sih OBS itu? OBS itu punya kepanjangan Open Broadcasting
Software. Jadi software ini gratis gaes. Sebuah aplikasi untuk video streaming
dan recording juga. Gratis, opensource, dan bisa dipake di mac, windows, dan
linux. Ini cocok banget buat kamu yang butuh merekam layar komputer untuk bikin
tutorial atau gameplay game terkini. Paling sering sih sekarang PUBGM ya wkwkw.
Kenapa kita mesti pakai OBS? Ya yang pertama karena jelas dia gratis ehe. Trus ga
ribet juga kok settingannya. Yuk kita cari tau lebih lanjut gimana caranya.
1. Download dulu dong.
Temen-temen bisa download OBS di https://obsproject.com/ trus pilih Operating
Systemnya. Kalo pake windows, tinggal cus download yang windows. Kurang lebih bakal keliatan kaya gini nih kalo aplikasinya
dibuka.
2. Setup OBS nya buat screen recording.
Di dalem OBS tu ada yang namanya scenes dan sources. Ketika kita
buka OBS, bakal muncul otomatis sebuah scene seperti yang terlihat di sebelah
kiri bawah.
Sebelum mulai ngerekam, mesti nambahin sources dulu di dalam
scene ini. Caranya pejet ‘+’ di kotak source. Trus pilih Display Capture.
Trus klik ‘OK’ terus aja setiap ada popup muncul wkwk.
Kalo udah, klik setting di kanan
bawah.
Pilih bagian Output. Trus ada tuh
yang namanya Recording Path. Nah ini merupakan tempat dimana kita akan ngesave
hasil recordingan kita. Klik browse untuk milih lokasi foldernya ya.
3. Mulai Rekam!
Ketika suda melewati
langkah-langkah diatas, tinggal mulai rekam aja deh! Pejet Start Recording di
bagian kanan bawah.
Ketika udah selesai, klik Stop Recording. Trus video hasil
rekamannya bakal muncul di folder yang udah kamu pilih tadi.
Mudah kan ya? :3 Gimana? Apakah temen-temen
ada kendala? Boleh banget mengisi kolom komentar kalo ada kendala kendala. Nanti
kita bantu bareng-bareng oke~
Happy Recording gaez~
Sumber:
https://photography.tutsplus.com/tutorials/obs-for-screen-recording-quick-start--cms-28549
Streaming bagus pakai Blackmagic WebPresenter; Review
Blackmagic WebPresenter (BMWP) merupakan alat yang
mengkonversikan dari SDI atau HDMI menjadi USB. Komputer akan mendeteksi si SDI
dan HDMI ini menjadi sebuah webcam. Jadi bisa banget nih dipakai untuk
videocall, atau livestreaming event menggunakan aplikasi livestream seperti
OBS. Resolusi yang diterima dari usbnya menjadi 720p. Jadi walaupun kamera yang
dipakai resolusinya 4K, kalo lewat BMWP ntar akan ter-convert menjadi 720p.
Ukuran unitnya sendiri 1/3 dari rak 19” Teranex. Jadi bisa
di gabung sama produk teranex lainnya seperti BM Television Studio HD. Dibelakang
bodynya, ada beberapa input seperti yang tertera di gambar. Ada colokan power, kabelnya
sama kayak kabel psu komputer. Trus ada colokan usb webcam. Nah ini colokan
yang menghubungkan si unit dengan PC/Laptop. Disebelahnya ada tiga colokan SDI,
terdiri dari Program Out, SDI in, dan Loop out. Colokan HDMI nya juga ada dua, HDMI
In dan Loop Out. Untuk audionya pada unit ini ada dua tipe. Yang pertama ada
RCA Stereo in, dan XLR/Mic in.
Di bagian depan unitnya juga ada colokan usb. Tapi colokan
usb yang didepan ini khusus buat update firmware saja.
Cara pemakaiannya cukup mudah. Tinggal colokin listrik,
colokin usb dari pc ke BMWP, trus colokin kamera ke SDI in/HDMI in. Ntar langsung
ke detect deh kamera kita sebagai usb. Kualitas gambarnya tergantung sama kamera
yang dipakai. Tentunya akan lebih baik dari pada webcam pada umumnya.
Dijual terpisah, ada Blackmagic
Teranex Mini Smart Panel. Nah kalo BMWP digabungin sama Smart Panel, ntar ada
konfigurasi lebih banyak lagi nih. Ada audio mixer, switch input dari SDI dan HDMI,
efek transisi (ada cut, mix, dip, dan wipe). Agar ketika switching efek transisinya
bisa kepake, resolusi input dari SDI dan HDMI nya harus sama. Kalau beda, ntar transisinya
ga bisa diaplikasikan trus efeknya cut (ditambah glitch2 dikit). Minusnya, kita
ga bisa preview kamera satu dan dua. Jadi langsung switch aja gitu.
Untuk harganya, dari Core Media
dapet harga Rp. 10.010.000,-. Kalau mau ditambah smartpanelnya, harganya ekstra
Rp. 1.716.000,-. Buat harga segitu dengan kemampuannya, aku rasa cukup worth it.
Apalagi kalo sering produksi multicam dua kamera.
Buat temen-temen yang pengen liat contoh hasil videonya, ni aku ada pernah produksi di kampus menggunakan alat ini. Inputnya dari dua kamera, panasonic dan sony yang harga 10 jutaan.
Clip-on Praktis dan Murah!; Rode Smartlav+
Kali ini kita ada unit mic lagi nih. Dari brand audio
terkenal yaitu Rode, ada Rode Smartlav+. Jadi produk ini tu mic lav, tapi di
colokinnya ke hp. Mic nya ini kompatibel sama HP Apple maupun HP Android.
Dibandingkan dengan mic bawaan dari HP, tentunya Smartlav+ ini akan
meningkatkan kualitas produksi kalian gaes. Cara penggunaannya juga gampang
banget. Tinggal colokin ke HP, pasang klipnya ke pembicara, nyalain aplikasi
perekam suara, dan kamu siap untuk merekam! Cocok banget buat kamu yang pengen
ngevlog, atau interview dengan budget terbatas. Sangat worth it kok ihir.
Sayangnya kekurangan dari mic ini adalah kita ga punya akses
untuk memonitor suara yang terekam. Jadi untung-untungan nih suaranya bakal
aman atau tida wkwk.
Di dalem kotaknya, kita dapet mic lav, klipnya, busa, dan
pouch. Katanya si pouchnya water resistant. Tapi ga berani nyipratin air juga
wkwkw. Ukuran micnya kecil. Sekitar secentian. Panjang kabelnya lumayan lah
buat dari dada ke saku. Ga kepanjangan, ga kependekan juga.
Kualitas suaranya bagusssss. Kek step up banget dari mic
internal HP. Untuk suaranya, temen-temen bisa cek lampiran video dibawah yaa.
Disitu dibandingkan juga sama perangkat mic lainnya. Biar ada perbandingan
kira-kira gimana kualitas suaranya.
Untuk harganya, temen-temen bisa dapet dengan harga Rp.
760.000,- di Plaza Kamera.
https://www.plazakamera.com/shop/rode-smartlav-microphone-for-iphone-and-smartphones/
5 Tips Produksi Videografi
Buat kamu-kamu nih yang suka bikin vlog, film pendek, atau
jadi pdd event. Ini aku ada 5 tips bagaimana biar produksi videografi kamu
bakalan lebih mudah.
1. Ngefoto alat dari atas.
Iya kayak videografer/fotografer ala ala
wkwk. Tips yang ini caranya gampang banget. Alat-alat semua dibongkar, trus
dirapikan berjejeran. Trus udah deh difoto dari atas. Tapi, fotonya sebelum
berangkat produksi yaaa. Kenapa sih perlu ngefoto kayak gini? Dengan ngefoto
rapi kayak gini, kita jadi kedapetan konten buat di upload ke sosial media
kita. Foto nya bisa jadi media branding diri kita bahwa kita produktif
memproduksi karya gitu wkwk. Selain sebagai media branding, sebenernya foto ini
juga bakal bermanfaat ketika kita sudah selesai produksi. Setelah selesai
produksi, udah sampai rumah lagi, kita bisa cek lagi barang-barang kita. Pake
foto tersebut sebagai perbandingan, bisa kita ceklist apakah ada barang kita
yang kurang, atau malah ketambahan lensa wkwk.
2. Identitas dan label.
Biasanya, kalo produksinya memakan durasi
yang lama, pastinya kita akan bawa ekstra baterai atau sdcard. Nah biar aman,
kita kasih identitas ke semua alat dan perlengkapan kita. Cukup dengan ngasih
sticker nama kita disetiap alat yang kita punya. Karena sering banget tuh alat
kita sama alat temen tu sama seri dan jenisnya. Nah ngebedainnya dengan cara
sticker identitas itu gaes. Biar ga ketuker-tuker. Selain itu juga perlu
dikasih nomor. Khususnya pada baterai dan sdcard. Jadi di baterai, dikasih
nomor gitu. Kalo punya 3 baterai, ya dikasih nomor 1, 2, dan 3. Fungsinya biar
kita tau bedanya mana baterai yang masih habis dan masih ada tenaganya. Sama
juga buat sdcard. Biar kita tau mana yang udah penuh dan mana yang masih
kosong.
3. Handphone sebagai microphone.
Nih alternatif yang meningkatkan kualitas
produksi banget nih. Buat temen-temen yang ga punya mic eksternal, dan dirasa
terlalu noise, bisa pake hp sebagai alat perekam suara. Aplikasinya bisa pake
aplikasi perekam suara apa aja kok yang ada di hp kamu. Kalo aku sendiri
biasanya pake app sound recorder bawaan dari hpnya. Nanti ketika paska
produksi, dalam editing suara yang dari hape dan gambar dari kamera kita
satukan. Nah jadi deh kualitas suara yang lebih bagus.
4. Tulis dan cetak!
Ketika mau produksi, biasanya ada script
kan. Nah ide-ide cerita yang akan dishooting, tulislah dan cetaklah. Baik itu
narasi, script, maupun shoot-list. Kenapa sih harus dicetak? Biar kita bisa tau
mana yang udah dan mana yang belum. Kita juga bisa coret-coret kertasnya kalau
ada revisi atau sudah dilakukan. Selain itu, seluruh crew juga jadi bisa baca
apa aja sih yang mesti dilakukan. Agar kerjanya efisien dan tidak ada yang
tertinggal gaes.
5. Alat videografi mahal, maka pinjam~
Ga asing lagi buat kita kalo harga-harga
kamera dan lensa itu cukup menguras dompet. Nah di tips terakhir ini,
temen-temen bisa meminjam alat ke orang lain nih. Apalagi kalau kita belum
sempat invest ke lensa baru kan ya. Semisal aku cuma punya DSLR dan lensa kit,
nah aku minjem temenku lensa wide. Biar gambarnya lebih bervariasi. Bisa juga
nih kalian bikin kesepakatan sama temen tongkrongan kalian. Masing-masing kalo
beli alat baru, harus beda. Biar ketika butuh bisa saling pinjam wkwk.
Contohnya aku belinya lensa prime. Trus temenku si A mau beli lensa. Nsah dia
belinya lensa wide. Temenku yang lain si B mau beli lensa juga, dia belinya
lensa tele. Trus kalau kita ada proyek gitu kan, bisa saling pinjam dan
meminjamkan.
Tambahan tips:
- bawa lakban setiap produksi. Pasti bakal berguna :3
Yak itu gaes lima tips dari aku untuk menunjang kegiatan
produksi videografi kalian. Gimana nih menurut kalian? Berguna ga tips nya?
Apakah ada tips-tips lain mungkin dari temen-temen? Share masukan kalian di
kolom komentar yah~
Farm Together; Reinkarnasi Farm Ville
Ada ga sih
dari kalian yang dulu pernah main farmville? Game tanam menanam yang ada di
facebook itu lho wkwk. Buat yang kangen sama game tandur-menandur seperti
farmville, ini ada gim bagus nihh. Namanya Farm Together.
Gim apasih
Farm Together itu? Farm Together itu gim farming gitu, kurang lebih kayak
farmville. Durasi panennya sesuai dengan durasi di dunia nyata. Jadi kalo misal
nanem kobis dengan durasi 45 menit, ya kalo mau panen harus nunggu 45 menit
beneran wkwkw.
Di gim ini
kita bisa bikin farm. Menanam tumbuhan, menanam pohon, memelihara hewan ternak,
dan masih banyak lagii. Ntar ada juga traktor yang bisa kita pake buat
mempermudah kerja kita ketika bertani. Selain bercocok tanam, juga bisa
memancinggg. Ada banyak jenis ikan yang bisa kita kelola. Kita juga bisa
mendekorasi kebun, mendekorasi rumah, dan memelihara binatang! Binatangku
kucing ucul lho :3
Sebelum
bercocok tanam, kita bisa mengkustom avatar kita loh! Baju kita mau kayak
gimana, tas kita mau yang mana, jenis rambut, warna rambut, bentuk muka.
Seiring naik level, maka makin banyak pilihan yang akan ke-unlock. Biar kita
bisa keliatan keren ketika main bareng temen-temen yang lain~
Untuk
mendapatkan gimnya, bisa dibeli di Steam dengan harga Rp. 108.999,- Spek
laptop/komputer yang diperlukan juga ga gede-gede amat kok. Aku main di laptop
5 jutaan masih lancar jaya~ gede gamenya juga cuma download 1gb-an kalo ga
salah. Berikut ini speknya yaa:
MINIMUM:
·
OS: Windows Vista or newer
·
Processor: Dual Core processor
·
Memory: 2 GB RAM
·
Graphics: DirectX 10 capable hardware
·
DirectX: Version 11
RECOMMENDED:
·
OS: Windows 7 or newer
·
Processor: Quad core processor
·
Memory: 6 GB RAM
·
Graphics: GeForce 960 or better
·
DirectX: Version 11
·
Network: Broadband Internet connection
·
Additional Notes: 64bit OS recommended
Ketika
artikel ini dibuat, aku udah main selama 26 jam wkwk. Cocok dan sangat
direkomendasikan banget buat alumnus farmville. Gimana pendapat kalian tentang
gim ini? Tulis di kolom komentar di bawah yaa~
Clip-on Wireless Murah! Review Boya-WM5
Halo gaes, langsung aja ni aku mau review wireless
microphone merek boya WM5. Jadi ini tu clip-on wireless gitu. Cocok banget
dipakai buat wawancara atau dipakai host. Ukurannya lumayan kecil, kira-kira
segede kartu nama. Beratnya pun ga begitu berat, jadi ga akan ngganggu ketika
dicantolin di gesper. Powernya dia make 2 baterai ukuran AAA (butuh 4,
masing-masing 2). Ketahanannya kira-kira 3,5 jam untuk transmiter dan 4 jam
untuk reciever. Jarak jangkauannya kalo di kitab manualnya sih 50 meter, tapi
lebih dari 10 meter udah mulai putus-putus. Jadi ya jarak maksimal kira-kira 10
meter lah ya. Cukup lah buat produksi kecil-kecilan.
Di dalem kotaknya kita bakal dapet reciver, transmiter,
kabel mini jack pendek, mic lav, earphone, dan earphone (ada micnya). Nah
kenapa sih di recievernya ada micnya? Jadi selain dapet suara dari si host,
kameramennya juga bisa ngasih direksi ke hostnya lewat micnya ini. Jadi kayak
komunikasi 2 arah gitu. Keren banget si emang untuk lav harga satu jutaan.
Untuk penggunaannya gampang banget. Tinggal masang baterai
aja. Untuk recievernya, dipasangin mini jack dan earphone yg ada micnya. Untuk
transmitternya, dipasangin lav dan earphone. Trus tinggal dinyalakan aja pake
tombol on. Di bodynya ada led juga. Led nya ini untuk mengindikasikan status
baterai.
Ketika unitnya nyala, ntar led nya kedip-kedip warna hijau. Trus
kalo batrenya mau habis, kedip-kedipnya berubah jadi warna merah.
Suaranya lumayan oke. Tapi karena aku ga ahli dalam dunia
persuaraan, ni aku lampirkan juga perbandingannya sama perangkat lain.
Untuk beli produknya, bisa dapet harga Rp. 1.175.000,- di
Plazakamera
Jadi, gimana nih menurut kamu produk Lav Murah ini? Tulis
pendapat kamu di kolom komentar ya:3